"Kesehatan adalah awal dari semua kebebasan, dan kebahagiaan memberi kita energi sebagai dasar kesehatan. (Henri Amiel, 1821-1881. Penulis dan filosof Swiss)"

Makna Cinta Dalam Islam

Posted by Unknown On 14.55 | No comments
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 
 Cinta adalah anugerah sekaligus musibah. Ia akan menjadi kenikmatan bila muncul karena Allah dan berlangsung dijalan Allah. Cinta seperti ini tidak mengenal batas ruang dan waktu sekaligus melampaui batasan fisik dan materi. Orang bijak berkata cinta fitri adalah buah yang tak mengenal musim dan dapat dipetik oleh siapa saja.

Karena cinta yang semacam ini tidak menjadi masalah pada siapa dan seberapa besar apa bentuknya asalkan didasari karena Allah SWT. Dan tetap berada dijalan-Nya. Perasaan cinta didalam jiwa manusia memang sebuah misteri, sebagaimana halnya fenomena tentang “Ruh” / Roh.Rasulullah saw. Bersabda:
“ Ruh itu laksana pasukan yang dikerahkan. Seberapa jauh meraka saling mengenal maka sejauh itu pula mereka saling menyatu dan seberapa jauh mereka tida saling mengenal, sejauh itu pula mereka akan berselisih.” (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).

Karena itulah, sebagaimana diriwayatkan dalam hadis Muslim, bahwa kalau menyatu jiwa sesama mukmin dalam cinta itu akan menjadi kuat dan tetap hidup seperti halnya satu tubuh. Begitu kuatnya pengaruh dari cinta. Kadang mampu menghilangkan kontrol emosi dan logika manusia hingga tidak mampu bersikap objektif.

Cinta bisa membuat seseorang mabuk asmara dan menjadi buta sebagaimana yang diungkapkan oleh Qais:
“ kamu gila karena orang yang kamu cintai, memang cinta buta itu lebih parah dari gila. Orang tidak bisa sadar karena cinta buta itu, sedangkan orang gila bisa terkapar tidak berdaya.”

Yang paling parah cinta dapat membuat seseorang lupa akan cinta kepada Allah dan dapat berakibat Syirik, “Na’u zubillah”. Oleh karena itu, dasarilah cinta itu dengan cinta karena Allah. InsyaAllah kita akan bahagia. Aminnn...

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar anda!!!

Wikipedia

Hasil penelusuran

Hetalia: Axis Powers - Liechtenstein