"Kesehatan adalah awal dari semua kebebasan, dan kebahagiaan memberi kita energi sebagai dasar kesehatan. (Henri Amiel, 1821-1881. Penulis dan filosof Swiss)"

Pilihan alat kontrasepsi untuk pria kini tak hanya kondom dan vasektomi saja. Ini setelah Prof Dr Bambang Prajogo dari Universitas Airlangga menemukan racikan jitu berbentuk pil KB untuk pria.Setelah melakukan penelitian mulai dari tahun 1987, pria yang telah dikukuhkan menjadi Guru Besar Unair ke-112 ini akhirnya berhasil menyelesaikan penelitian terkait kapsul untuk menurunkan kesuburan pria ini.
“Bahan baku yang digunakan untuk menurunkan kesuburan pria ini adalah tanaman justicia gendarussa yang berasal dari pedalaman Papua. Saya meneliti ini karena ada adat dari Papua yang agak unik,” terang Bambang.

Penelitian itu dimulai saat dia mendapat informasi di pedalaman Papua terdapat sebuah adat yang mengharuskan mempelai pria yang belum mampu membayar mahar untuk meminum air rebusan tanaman justicia gendarussa. “Adat ini bertujuan supaya pasangan yang baru menikah tersebut tidak memiliki keturunan terlebih dahulu,” ungkap Arek Suroboyo kelahiran 17 Desember 1956.

Bapak tiga anak ini kemudian ingin membuktikan secara ilmiah, apakah obat tersebut memang punya khasiat seperti itu atau tidak. Lantas ia pun mulai melakukan penelitian.  Pada fase pertama penelitiannya, dia melibatkan 36 subyek sehat dan subur. Setelah itu, baru melipatkan gandakan obyek penelitian menjadi 120 pasangan usia subur (PUS).
Dari hasil uji klinik tersebut, ternyata 100 persen memiliki hasil maksimal. Tidak terjadi kehamilan pada si wanita. “ Dalam uji coba ketiga ini saya telah mengujikan hasil temuannya kepada sekira 350 pasangan muda subur. Proses uji coba ini masih berjalan dan sebentar lagi akan mendapatkan hasil yang maksimal,” tuturnya.

Diungkapkan Bambang untuk membuat kapsul dibutuhkan waktu yang sangat lama. Bukan hanya satu atau dua tahun, tetapi membutuhkan waktu puluhan tahun karena langsung bersentuhan dengan masyarakat. “Mulai mencari bahan, memproses secara ilmiah yang benar-benar steril, hingga pengujian di masyarakat. Dalam uji coba itu, pasangan muda harus minum kapsul setiap hari sekali selama 30 hari,” terangnya.
Serangkaian penelitian panjang selama bertahun-tahun ini memang benar-benar membuktikan ekstrak daun gandarusa sudah terbukti efektif untuk mencegah kehamilan bagi sang istri. “Meski berhubungan dengan pasangan, dengan mengonsumsi pil KB pria ini secara teratur kelahiran bica dicegah. Bahkan para pria yang merupakan akseptor KB tersebut mengaku makin jantan,” terang ahli farmasi sekaligus pencetus ide awal Pil KB Pria.
Saat ini proses pengembangan itu sudah selesai, sehingga 2012 diperkirakan pil KB pria pertama di dunia ini bisa dikonsumsi oleh masyarakat.

Yang menarik, karena dari penelitian didapati penggunaan pil KB khusus pria ini tak akan mengakibatkan menurunnya gairah seks. Bambang mengharapkan tidak ada penyalahgunaan untuk hal-hal yang tidak semestinya. “Pria yang mengonsumsinya dijamin tetap bisa melakukan rutinitas pemenuhan kebutuhan batinnya, tanpa takut pasangannya mengalami kehamilan. Jadi tak perlu takut. Hanya saja yang perlu dicatat adalah  jika benar ini sudah diedarkan jangan sampai disalah gunakan,” harapnya.

Menurutnya potensi tanaman obat Indonesia sebenarnya sangat menjanjikan untuk penemuan obat baru. Hal ini didukung keanekaragaman hayati, antara lain 15,3% diantaranya terdapat di Indonesia. Dalam masalah tanaman, Indonesia bahkan berada di urutan kedua setelah Brasil, terdapat 30.000 jenis termasuk tanaman berbunga, 7.000 jenis termasuk tanaman obat, serta 1000 jenis telah diidentifikasi mempunyai khasiat pengobatan. (irm/mas)

Sumber : media bidan

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar anda!!!

Wikipedia

Hasil penelusuran

Hetalia: Axis Powers - Liechtenstein